Meski berbadan bongsor, namun Aprilia Scarabeo 200 bisa membuktikan bahwa Aprilia yang identik dengan sepeda motor balap, ternyata mampu mengusung DNA sport ke jantung skuter matik. Performanya pun hampir mirip dengan motor sport Jepang dengan cc yang sama.
Scarabeo yang dipinjam dari PT Sentra Kreasi Niaga membuat INILAH.COM kaget. Soalnya skutik bongsor berdimensi 2.040 mm x 720 mm x 810 mm ini cukup responsif ketika digas pada rpm tinggi.
Mengusung mesin 180,8 cc four valve DOHC, Scarabeo memiliki sejumlah keunikan dibanding skutik buatan Jepang. Keunikan pertama adalah posisi baterai (accu) yang berada di bawah floor step membuat ruang bagasi dibawah jok sangat lega. Selain itu, posisi radiator di bagian depan, tepat di bawah stang membuat ruang mesin pas di belakang.
Odometer skutik yang yang mampu menghasilkan tenaga maksimal 19 hp di 8.250 rpm ini juga unik. Odometer biasa dikombinasikan dengan odometer digital.
Odometer biasa menampilkan penunjuk kecepatan, temperatur mesin, dan bahan bakar. Nah, yang paling menarik adalah dibagian tengah bawah, tepat pada penunjuk kecepatan, odometer digital menampilkan jam (untuk sebelah kiri) dan kilometer yang sudah ditempuh di sebelah kanan.
Pada tuas kanan stang dekat stater, terdapat tombol MODE yang dapat melihat suhu udara, kekuatan baterai (accu), dan kilometer yang ditempuh menjadi tiga (odo, odo 1, dan odo2) jika menginginkan seberapa jauh yang ditempuh dari rumah ke kantor atau dari kantor ke mal.
Jok skutik yang dirakit secara impor utuh (CBU) dari China ini cukup luas. Pembonceng yang duduk di belakang akan merasa nyaman. Aprilia bahkan menyediakan braket untuk boks jika ingin menggunakannya.
Pada stiker di braket tertulis mampu untuk menahan berat 20 kg, jadi cukup untuk membawa tas berisi peralatan kantor, seperti buku, agenda, dan sebuah laptop jika berminat untuk memasang boks.
Selain itu, konsol di bawah stang cukup untuk menyimpan, ponsel, i-Pod, dan karcis parkir.
Scarabeo yang memiliki kapasitas tangki bahan bakar penuh 10 liter ini dilengkapi dengan ignition CDI electronic with automatic advance and retard.
Skutik berbobot 154 kg ini juga terasa menapak di atas jalan raya ketika dikendarai sekitar 60-70 km per jam karena dilengkapi dengan ban Cheng Shin Tire berukuran 110/80 (depan) dan 120/80 (belakang) dengan velg 16 inci.
Scarabeo yang memiliki jarak sumbu roda 1.391 mm ini juga responsif saat pengereman, khususnya pada pengereman mendadak karena skutik sebagian besar bergantung pada pengereman di tengah kota, berkat rem cakram 260 mm (10.2 inci) di ban depan dan rem cakram 260 mm (10.2 inci) di ban belakang.
Dari hasil uji coba yang dilakukan, Scarabeo 200 mengonsumsi satu liter bensin dengan ron 95 untuk setiap 22 km dengan kecepatan rata-rata 45 km per jam.
Sayangnya, Scarabeo tak memiliki logo Aprilia di body samping sehingga membuat pengendara lain tak menoleh saat berhenti di perempatan jalan menunggu lampu lalu lintas hingga berwarna hijau.
Hanya logo Aprilia yang kecil di bagian depan, emblem SCARABEO di sekujur tubuhnya serta angka 200 pada konsol yang berwarna silver membuat orang-orang mengira skutik ini adalah skutik China.
Selain itu, ‘Si Bongsor’ ini patut diwaspadai jika telah menempuh perjalanan sejauh 30 km suhu dari radiator yang berada di depan tepat dibawah stang terasa panas. Ini boleh jadi kekurangan yang tak disadari pabrikannya. [Tom]
Scarabeo yang dipinjam dari PT Sentra Kreasi Niaga membuat INILAH.COM kaget. Soalnya skutik bongsor berdimensi 2.040 mm x 720 mm x 810 mm ini cukup responsif ketika digas pada rpm tinggi.
Mengusung mesin 180,8 cc four valve DOHC, Scarabeo memiliki sejumlah keunikan dibanding skutik buatan Jepang. Keunikan pertama adalah posisi baterai (accu) yang berada di bawah floor step membuat ruang bagasi dibawah jok sangat lega. Selain itu, posisi radiator di bagian depan, tepat di bawah stang membuat ruang mesin pas di belakang.
Odometer skutik yang yang mampu menghasilkan tenaga maksimal 19 hp di 8.250 rpm ini juga unik. Odometer biasa dikombinasikan dengan odometer digital.
Odometer biasa menampilkan penunjuk kecepatan, temperatur mesin, dan bahan bakar. Nah, yang paling menarik adalah dibagian tengah bawah, tepat pada penunjuk kecepatan, odometer digital menampilkan jam (untuk sebelah kiri) dan kilometer yang sudah ditempuh di sebelah kanan.
Pada tuas kanan stang dekat stater, terdapat tombol MODE yang dapat melihat suhu udara, kekuatan baterai (accu), dan kilometer yang ditempuh menjadi tiga (odo, odo 1, dan odo2) jika menginginkan seberapa jauh yang ditempuh dari rumah ke kantor atau dari kantor ke mal.
Jok skutik yang dirakit secara impor utuh (CBU) dari China ini cukup luas. Pembonceng yang duduk di belakang akan merasa nyaman. Aprilia bahkan menyediakan braket untuk boks jika ingin menggunakannya.
Pada stiker di braket tertulis mampu untuk menahan berat 20 kg, jadi cukup untuk membawa tas berisi peralatan kantor, seperti buku, agenda, dan sebuah laptop jika berminat untuk memasang boks.
Selain itu, konsol di bawah stang cukup untuk menyimpan, ponsel, i-Pod, dan karcis parkir.
Scarabeo yang memiliki kapasitas tangki bahan bakar penuh 10 liter ini dilengkapi dengan ignition CDI electronic with automatic advance and retard.
Skutik berbobot 154 kg ini juga terasa menapak di atas jalan raya ketika dikendarai sekitar 60-70 km per jam karena dilengkapi dengan ban Cheng Shin Tire berukuran 110/80 (depan) dan 120/80 (belakang) dengan velg 16 inci.
Scarabeo yang memiliki jarak sumbu roda 1.391 mm ini juga responsif saat pengereman, khususnya pada pengereman mendadak karena skutik sebagian besar bergantung pada pengereman di tengah kota, berkat rem cakram 260 mm (10.2 inci) di ban depan dan rem cakram 260 mm (10.2 inci) di ban belakang.
Dari hasil uji coba yang dilakukan, Scarabeo 200 mengonsumsi satu liter bensin dengan ron 95 untuk setiap 22 km dengan kecepatan rata-rata 45 km per jam.
Sayangnya, Scarabeo tak memiliki logo Aprilia di body samping sehingga membuat pengendara lain tak menoleh saat berhenti di perempatan jalan menunggu lampu lalu lintas hingga berwarna hijau.
Hanya logo Aprilia yang kecil di bagian depan, emblem SCARABEO di sekujur tubuhnya serta angka 200 pada konsol yang berwarna silver membuat orang-orang mengira skutik ini adalah skutik China.
Selain itu, ‘Si Bongsor’ ini patut diwaspadai jika telah menempuh perjalanan sejauh 30 km suhu dari radiator yang berada di depan tepat dibawah stang terasa panas. Ini boleh jadi kekurangan yang tak disadari pabrikannya. [Tom]
0 komentar:
Posting Komentar
Saya akan sangat senang jika ada komentar yang membangun, tetapi:
*Jangan komentar SPAM
*Jangan menanam link
*Jangan ada unsur sara, Fornografi dan memojokkan
Komentar yang melanggar akan dimasukkan kedalam daftar SPAM dan tidak akan diijinkan lagi.
By: ndeletz.net
Terima Kasih!!