Di Hadapan Gubernur, Warga Desa Temengeng Minta Jalan Kawasan Hutan Diperbaiki

Umiyati warga Desa Temengeng meminta agar jalan kawasan hutan menuju desanya untuk segera diperbaiki.

BLORA. Di hadapan Gubernur Ganjar Pranowo yang sedang melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Blora, warga Desa Temengeng, Kecamatan Sambong, meminta jalan akses menuju desa mereka yang melintasi kawasan hutan jati diperbaiki. Pasalnya jalan tersebut mengalami kerusakan sudah cukup lama. Warga pun tidak leluasa berkendara melewati jalan akses satu-satunya yang menuju jalan raya Blora-Cepu tersebut.

Permintaan perbaikan jalan itu disampaikan Umiyati, salah seorang warga Temengeng dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrembang) Kecamatan Sambong, Kamis (5/2) kemarin. Desakan serupa dikemukakan pula Kepala Desa (Kades) Temengeng, Sunardi. ’’Mohon jalan menuju ke desa kami diperbaiki,’’ ujarnya.

Dalam kesempatan itu selain dihadiri Gubernur Ganjar Pranowo secara mendadak, juga dihadiri Bupati Blora Djoko Nugroho dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkominda).

’’Jalan menuju ke desa kami sejauh lima kilometer dari jalan raya Blora-Cepu. Jalan tersebut masuk kawasan hutan Perhutani dan statusnya adalah jalan perhutani. Sebenarnya sudah lama diprogramkan sejak jaman Gubernur Mardiyanto, tapi sampai sekarang belum diperbaiki,’’tandas Kades Sunardi. 

Mendapat keluhan tersebut, Gubernur langsung memanggil Kepala Divisi Regional I Perhutani Jateng, SR Slamet Wibowo, yang ikut dalam rombongan. ’’Kami akan koordinasikan dengan Pemkab untuk memperbaiki jalan di kawasan hutan itu,’’kata SR Slamet Wibowo. Dia juga akan bekerja sama dengan lembaga masyarakat desa hutan (LMDH) yang terlibat dalam Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) di kawasan tersebut.

Ganjar Pranowo mengingatkan agar pembangunan ruas jalan harus jelas kepemilikan lahannya. Itu untuk menghindari permasalahan hukum di kemudian hari. Selain itu, jika jalan di kawasan hutan sudah diperbaiki, masyarakat diminta memanfaatkannya dengan baik. ’’Kalau jalannya sudah baik, jangan sampai pencurian kayu di kawasan hutan malah meningkat,’’ tandasnya.

Sementara itu, Bupati Blora Djoko Nugroho menyampaikan bahwa perbedaan status kepemilikan jalan ini memang sering menjadikan masalah saat dilakukan perbaikan. "Jalan kawasan hutan yang memang menjadi milik Perhutani banyak yang rusak, banyak warga yang meminta perbaikan kepada Pemkab. Namun disini Pemkab tidak bisa memperbaikinya tanpa ada izin dari Perhutani," katanya.

Gubernur Ganjar Pranowo memeriksa rencana pengajuan bantuan pelatihan
oleh Kepala Desa Temengeng Kecamatan Sambong.

Bantuan 
Dalam kesempatan itu, warga Temengeng menyatakan, akan menggelar pelatihan keterampilan bagi Karang Taruna Desa. Pelatihan keterampilan itu telah dimasukan dalam usulan program musrembang kecamatan. Namun setelah Gubernur tahu anggaran pelatihan itu hanya sebesar Rp 10 juta, dia langsung bersikap. ’’Anggaran Rp 10 juta itu untuk apa? Coba jelaskan,’’ujarnya.

Kades Temengeng, Sunardi maupun Umiyati yang mendapatkan pertanyaan itu tidak bisa menjelaskan detail rencana penggunaan anggaran tersebut. Keduanya hanya menyatakan pelatihan yang akan dilakukan adalah di bidang keterampilan otomotif perbengkelan sepeda motor.

’’Masak iya pelatihan anggarannya hanya Rp 10 juta. Untuk beli peralatan saja tidak cukup. Penggunaan anggarannya harus jelas, berapa orang pesertanya dan apa saja yang diperlukan harus dirinci,’’tandasnya. 

Gubernur lantas meminta keduanya merevisi pengajuan anggaran itu. Bahkan Ganjar Pranowo memerintahkan proposal kegiatan sudah harus selesai dalam jangka waktu satu minggu.

Proposal tersebut dikirim melalui email ke Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jateng, Urip Sihabudin, yang ikut rombongan. ’’Tidak perlu nunggu 2016. Laksanakan pelatihan keterampilan itu tahun ini juga. Saya akan berikan bantuan dana. Jika program itu berhasil dan desa lainnya ingin menggelar pelatihan serupa, silahkan masukan dalam usulan di Musrenbang,’’ katanya. (Aiz-SMNetwork | Jo-infoblora)

2:00:00 PM