BLORA. Harga pembelian minyak mentah oleh Pertamina kepada penambang tradisional sumur minyak tua kembali turun. Per 1 Februari harga pembelian yang biasa disebut angkos angkat angkut itu turun dari Rp 2.950 perliter menjadi Rp 2.189 perliter.
Agar kerugian yang dialami tidak semakin banyak, para penambang di sumur minyak tua berupaya menaikan produksi. Sesuai ketentuan yang berlaku, para penambang yang mengusahakan produksi minyak dari sumur tua wajib menyerahkan minyak mentah yang didapatkannya kepada Pertamina.
Selanjutnya, Pertamina membayarkan ongkos angkat, angkut sebagai imbalan jasa kepada para penambang atas pengusahaan produksi minyak tersebut. ‘’Kami telah mendapatkan pemberitahuan tentang turunya harga minyak mentah dari sumur tua per 1 Februari menjadi Rp 2.189 perliter,’’ ujar Direktur Utama (Dirut) BUMD PT Blora Patra Energi (BPE), Christian Prasetya, kemarin.
Penurunan harga tersebut, merupakan kali kedua tahun ini. Pada 2014, jasa ongkos angkat, angkut yang dibayarkan Pertamina kepada penambang sebesar Rp 4.160 perliter minyak mentah. Memasuki Januari 2015, harganya anjlok menjadi Rp 2.950 dan pada Februari turun lagi Rp 2.189 perliter.
Naikan Produksi
Turunnya ongkos angkat, angkut terjadi karena turunnya harga minyak mentah di pasaran internasional. Oleh karena itu, ongkos angkat, angkut akan ditetapkan setiap bulan mengikuti perkembangan harga minyak mentah nasional (Indonesian Crude Price/ICP) dengan perhitungan formulasi tertentu, sehingga dimungkinkan harganya akan berubah setiap bulan. Sementara itu, turunnya ongkos angkat, angkut ini disikapi para penambang dengan berupaya menaikan produksi.
Itu dilakukan agar para penambang tetap bisa mendapatkan keuntungan. Dengan demikian, biaya yang dikeluarkan untuk menambang masih bisa ditutupi dengan pendapatan yang diperoleh. ‘’Menaikan produksi minyak dari sumur tua merupakan salah alternatif pertama yang akan kami pilih,’’ tandas Manajer KUD Wargo Tani Makmur Kecamatan Jiken, Yusuf.
Dia menyakin, kandungan minyak mentah di sumur tua masih cukup besar, sehingga peningkatan produksi masih bisa diupayakan. Untuk melakukan hal itu, jam operasional penambangan pun akan ditambah. ‘’Biasanya dalam sehari dihasilkan minyak mentah sebanyak dua rit atau sekitar 9.000 liter. Kami upayakan produksinya dinaikan menjadi lima rit,’’ tandasnya.
Dia menyatakan, penurunan harga minyak mentah membuat penambang prihatin. Jika harganya tidak segera membaik, berhenti sementara menambang merupakan alternatif terakhir yang bisa diambil sembari menunggu harga minyak mentah naik lagi. ‘’Kami masih pikir-pikir lagi menyikapi harga minyak mentah yang turun itu,’’ ujarnya. (Abdul Muiz-SMNetwork | Jo-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar
Saya akan sangat senang jika ada komentar yang membangun, tetapi:
*Jangan komentar SPAM
*Jangan menanam link
*Jangan ada unsur sara, Fornografi dan memojokkan
Komentar yang melanggar akan dimasukkan kedalam daftar SPAM dan tidak akan diijinkan lagi.
By: ndeletz.net
Terima Kasih!!