Kepala Distanbunakikan Blora Reni Miharti |
”Selain petani yang menggarap lahan persawahan, kami juga mengusulkan pupuk untuk petani penggarap lahan hutan. Sebab, lahan hutan juga sebagian ditanani tanaman pangan. Saat ini, kami tengah menunggu hasilnya. Tapi, biasanya jumlah diterima lebih sedikit dari usulan,” kata Kepala Distanbunakikan Reni Miharti.
Dia menjelaskan, jumlah pupuk untuk petani hutan yang diusulkan terdiri dari jenis urea 550 ton, NPK 1.380 ton, dan ZA 7 ton. Selain itu, ada pupuk organik sebanyak 150 ton dan SP-36 dengan jumlah 7 ton. ”Usulan ini sudah kami sesuaikan dengan RDKK (rencana definitif kebutuhan kelompok) yang dibuat kelompok petani penggarap lahan hutan di Blora,” lanjutnya.
Dia berharap, dengan adanya usulan khusus petani hutan ini, nanti tidak terjadi rebutan pupuk di kalangan petani. Sebab, pupuk bersubsidi di pasaran sering kurang dan salah satu yang dituding menjadi penyebab, yakni petani lahan hutan ikut membeli pupuk tersebut.
Untuk penyusunan RDKK petani hutan, berbeda dengan pupuk bagi petani persawahan. Penyusunan RDDK untuk petani hutan harus melibatkan Perhutani di enam kesatuan pemangkuan hutan (KPH). Mereka terdiri dari KPH Cepu, Blora, Ngawi, Randublatung, Kebonharjo, dan Rembang.
”Enam KPH ini bertemu dulu dengan Distanbunakikan untuk mencocokkan jumlah lahan di wilayahnya yang ditanami tanaman pangan. Dari luas lahan itu diperkirakan jumlah pupuk yang dibutuhkan,” imbuh Reni. (Priyo-Koma | Alf-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar
Saya akan sangat senang jika ada komentar yang membangun, tetapi:
*Jangan komentar SPAM
*Jangan menanam link
*Jangan ada unsur sara, Fornografi dan memojokkan
Komentar yang melanggar akan dimasukkan kedalam daftar SPAM dan tidak akan diijinkan lagi.
By: ndeletz.net
Terima Kasih!!