Balita korban demam berdarah yang terlambat ditangani tenaga kesehatan akhirnya meninggal dunia. (ilustrasi) |
’’Kalau jumlah kasusnya memang menurun, tetapi ada lagi balita yang meninggal akibat DBD,’’ kata Kabid Kesehatan Dinkes Blora, Lilik Hernanto, kemarin. Dia tidak memerinci berapa tambahan jumlah kasus tersebut.
Hanya saja, korban yang meninggal kemungkinan saat ditangani dokter sudah terlambat. Belajar dari kasus itu, hendaknya warga waspada jika ada salah satu anggota keluarga yang demam selama tiga hari tidak turun-turun.
’’Yang terpenting, orang tua harus tahu betul kapan anak demam, dan jika selama tiga hari tidak turunturun segera dibawa ke puskesmas, rumah sakit atau dokter praktek terdekat,’’katanya.
Sebagaimana diketahui, jumlah kasus penyakit DBD meningkat signifikan pada akhir Februari. Belum genap dua bulan pada 2015, jumlah DBD mencapai 226 orang.
Sebagaimana diketahui, jumlah kasus penyakit DBD meningkat signifikan pada akhir Februari. Belum genap dua bulan pada 2015, jumlah DBD mencapai 226 orang.
Dari angka tersebut, dua orang meninggal dunia. Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes), Henny Indriyanti, untuk tingkat kabupaten grafik maksimal KLB DBD sekitar 300-an kasus. Jumlah kasus DBD mulai 1 Januari hingga 16 Februari 2015 di bawah grafik maksimal.
Meski DBD belum masuk kategori KLB, Henny berpesan kewaspadaan tetap harus ditingkatkan. Dia mengungkapkan, jumlah kasus DBD di sejumlah kecamatan di Blora juga naik.
Berdasarkan data yang dihimpun, wilayah kecamatan tertinggi kasus DBD adalah Kecamatan Kedungtuban sebanyak 46 kasus, satu orang meninggal. Disusul berikutnya Kecamatan Blora (41 kasus) dan Kecamatan Jepon (22 kasus) dan satu orang meninggal. Tahun lalu, jumlah DBD sekitar 250 kasus. Dinkes selama ini telah melakukan sejumlah langkah antisipasi merebaknya penyakit DBD, di antaranya menyiapkan bubuk abate di setiap puskesmas.
Bubuk abate antara lain berguna untuk mematikan jentik nyamuk di bak penampungan air yang tidak mungkin dikuras. Selain itu, melakukan pengasapan (fogging) di desa dan sekolah yang masuk wilayah endemis DBD. (ud-SMNetwork | Jo-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar
Saya akan sangat senang jika ada komentar yang membangun, tetapi:
*Jangan komentar SPAM
*Jangan menanam link
*Jangan ada unsur sara, Fornografi dan memojokkan
Komentar yang melanggar akan dimasukkan kedalam daftar SPAM dan tidak akan diijinkan lagi.
By: ndeletz.net
Terima Kasih!!