Penambang minyak tradisional di Kecamatan Jiken sedang membersihkan kolam penampungan minyak mentah. |
’’Kalau sumur yang sudah berproduksi kemudian produksinya dihentikan sementara dalan jangka waktu beberapa hari saja, air di dalam sumur akan naik. Dan itu akan menyulitkan penambang jika akan menambang lagi di kemudian hari,’ujar Nur Handayana, salah seorang penambang di sumur tua minyak, kemarin.
Harga pembelian minyak mentah oleh Pertamina kepada penambang tradisional atau biasa disebut ongkos angkat angkut sejak dua bulan terakhir mengalami penurunan drastis. Yakni dari sebelumnya Rp 4.160 perliter, turun menjadi Rp 2.950/liter pada Januari dan turun lagi turun lagi Rp 2.189/liter pada Februari.
Penurunan harga tersebut seiring turunnya harga minyak mentah di pasaran internasional. Perubahan harga itupun akan terus berlanjut mengikuti pergerakan harga minyak mentah di pasaran dunia. Tak Dibatasi Menurut dia, selama ini Pertamina tidak memberi batasan berapa liter minyak mentah yang harus diproduksi penambang. Selain itu, penambang tidak akan mendapatkan teguran jika produksi minyaknya berkurang ataupun berhenti. Hanya saja, penambang akan rugi jika produksi minyak berkurang atau berhenti. ’’Justru kami akan senang jika minyak mentah yang dihasilkan dari sumur tua jumlahnya banyak,’’ tandasnya.
Hanya saja, kata dia, keinginan penambang untuk meningkatkan produksi kerap terbentur kondisi sumur tua. Maklum saja sumur tersebut peninggalan Belanda dan sudah pasti berumur tua. Sumur itu tidak diusahakan lagi oleh perusahaan besar karena faktor keekonomian. Di Blora, ada puluhan sumur tua yang diusahakan produksi minyaknya oleh ratusan penambang tradisional dalam wadah Koperasi Unit Desa (KUD) ataupun dalam lingkup Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Pengusahaan tersebut dilakukan setelah mendapatkan izin dari pemerintah. Penambang wajib menyetorkan minyak mentah yang diperoleh dari sumur itu kepada Pertamina. ’’Kami coba tetap bertahan meski keuntungan yang diperoleh semakin sedikit,’’katanya.
Menurutnya, penambang harus mengeluarkan biaya operasional untuk melakukan penambangan. Di antaranya untuk membeli peralatan yang diperlukan, seperti tali seling, termasuk bahan bakar untuk menghidupkan mesin diesel yang digunakan.
Menurutnya, penambang harus mengeluarkan biaya operasional untuk melakukan penambangan. Di antaranya untuk membeli peralatan yang diperlukan, seperti tali seling, termasuk bahan bakar untuk menghidupkan mesin diesel yang digunakan.
Manajer KUD Wargo Tani Makmur Kecamatan Jiken, Yusuf, menyatakan, turunnya harga minyak mentah membuat para penambang prihatin. Menurutnya, agar penambangan tetap eksis, meningkatkan produksi minyak mentah dari sumur tua merupakan salah satu alternatif yang bisa ditempuh. (Abdul Muiz-SMNetwork | Jo-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar
Saya akan sangat senang jika ada komentar yang membangun, tetapi:
*Jangan komentar SPAM
*Jangan menanam link
*Jangan ada unsur sara, Fornografi dan memojokkan
Komentar yang melanggar akan dimasukkan kedalam daftar SPAM dan tidak akan diijinkan lagi.
By: ndeletz.net
Terima Kasih!!